30 Mei, 2010

Studi Pabrik Angkatan 2007

Tahun ini studi pabrik ke Surabaya dan Bali. 31 Mei-8 Juni 2010.
hmm..lots to tell..
Besok pagi kumpul di kampus jam 6.30 dan gue belum tidur.
Udah beres packing, lagi nunggu delivery man KFC buat makan pagi di bis besok.
doain gue selamat balik ke Bandung dengan kondisi fisik yang utuh. gak kurang, gak lebih.
bye gladstone, please pray for me :)

29 Mei, 2010

May 29th 2010

Today is my birthday and i lost my cell phone.

I feel dizzy all the day but finally i can get my previous number after 16 hours using the 'emergency number'.

thx God for today.

19 Mei, 2010

Foto, film, buku, musik dan kamar

foto...
selalu berhasil bikin gue bersemangat, ceria, punya ide, dan berpikir...

film
selalu berhasil bikin gue mengulum senyum, tertawa, kadang nangis dan berpikir...

buku
selalu buat gue santai, berpikit dan terkadang frustasi (berlaku untuk text book) :D

musik
selalu buat gue tenang, rileks dan bahagia...

kamar
selalu sukses bikin gue gak kemana-mana, hehehe..

setiap hari pasti bergaul dengan mereka (kecuali film) :D
mereka bisa bikin pikiran gue kemana-mana..

jadi, tiap hari pikiran gue pasti kemana-mana :D
thx to foto, film, buku, musik dan kamarku tercinta :)

18 Mei, 2010

UAS (Ujian Akhir Semester ato Ujian Agak Serius)

gue tau gak ada orang lain di dunia ini yang curious ttg jadwal ujian gue, selain diri gue sendiri (terutama soal ruangan dan nomer tempat duduk)

Senin, 17 Mei 2010, 14.00-16.00, Psikologi Industri, 10208.001
Selasa, 18 Mei 2010, 14.00-16.00, Perancangan Produk, 10207.012
Rabu, 19 Mei 2010, 14.00-16.00, Sistem Informasi Manajemen, 10207.022
Kamis, 20 Mei 2010, 14.00-16.00, Otomasi, 10207.019

Senin, 24 Mei 2010, 11.00-13.00, Simulasi Sistem, 10207.014
Selasa, 25 Mei 2010, 13.15-15.00, Perancangan Sistem Teknik Industri 1, 10207.021
Rabu, 26 Mei 2010, 11.00-13.00, Pengendalian dan Penjaminan Mutu, 10211.005
Kamis, 27 Mei 2010, 11.00-13.00, Metodologi Penelitian Teknik Industri, 10211.005

setelah gue liat2 jadwal ini, ada beberapa fakta menarik..
1. kalo ada yang ngomong, "ihh..asik ya, ujiannya pada siang semua"
fakta : di jurusan gue, mata kuliah tingkat 1 biasanya mulai jam 8 pagi, makin kesini, makin siang.

2. kalo ada yang ngomong, "itu nomer2 dibagian belakang, apaan ya?"
fakta : 2 digit pertama adalah kode gedung, digit ketiga adalah kode lantai, digit keempat dan kelima adalah kode ruangan, digit keenam, tujuh dan delapan adalah kode kursi dalam satu ruangan yang biasanya mulai dari 001.
Kalo ada yang agak analitis, bisa diliat gue sering banget ujian dalam satu ruangan hanya bersama segelintir orang karna gue NRPnya paling bontot seangkatan :)
FYI, gue pernah ujian mekanika teknik berdua doang dalam satu ruangan. Waktu pengawasnya tau di ruangan itu cuma ada 2 bocah yang perlu diawasin, dianya langsung ngacir ke WC. gak tau deh ngapain aja disono :)

3. kalo ada yang ngomong, "ujian lu kok beruntutan gitu, pusing gak sih"
fakta : mending berurutan tapi satu mata kuliah dalam satu hari daripada ada jarak 3 hari, tapi 3 mata kuliah dalam 1 hari. percaya deh, roh itu penurut tapi daging (teteup weh) lemah. hehehe...

4. kalo ada yang ngomong, "kok mata kuliahnya banyak kata 'sistem'nya ya?"
fakta : gitulah sistem penamaan mata kuliah di TI

5. kalo ada yang ngomong, "kok mata kuliahnya gak jelas semua ya?"
fakta : itulah TI :)
hahaha..jawaban barusan mau dikategorikan fakta ato opini gue juga dilema. tapi kalo kata orang TI seperti itu, yaa...fakta. tapi bener ato gaknya TI seperti itu...hmm..au ah, gue mo belajar dulu ya :)

Tulisan ini dibuat karna penulis pengen banget nulis, cuman gak tau kudu nulis apaan.

gotta run gladstone, have studi for tomorrow's exam. i'm donald duck and i'm not as lucky as you :)

04 Mei, 2010

A journey to the past...

Tiba-tiba iseng, membongkar file-file jaman SMA dan menemukan beberapa tulisan.
salah satu diantaranya adalah tulisan dibawah ini.

“Disini waktu berjalan begitu cepat. Padahal 60 hentakan balok panjang itu dikenal dengan nama menit dan kesatuan daripadanya adalah jam”

Kalimat itu terus terngiang di telingaku. Entah bagaimana caranya namun kata itu terus menempel disekujur badan sel kelabu yang bersarang di balik tengkorak selama 1 kali perputaran bumi terhadap benda bulat imut yang memantulkan cahaya yang mnereka panggil ”Bulan”. Apakah karena Shinagawa dan Shibuya sepakat menelan habis waktu 13 menit waktuku di kereta? Atau karena kepergian temanku yang belum genap 440 jam? Oh..lebih mungkin karena hasratku yang bergitu besar untuk membongkar dan menelusuri setiap seluk-beluk toko buku Gramedia yang jaraknya lebih dari 1000 mil lepas dari pantai Tokyo?

Aku ingin menangis....
Tapi apa yang akan kukambinghitamkan untuk menjadi alasanku memperkerjakan kelenjar airmataku secara paksa tanpa bayaran yang tidak pernah cukup layak menerima usapan lebih dari tissue bekas menyedot hidung? Ohh...tidak....

Hangat matahari menyengat terlalu dashyat di siang itu. 20 remaja tanggung sedang duduk tak berdaya melawan hebatnya kantuk dan tarikan garis kapur yang membentuk kurva fungsi kuadrat....
”Hampa terasa hidupku tanpa dirimu......”
”Berisik!”
”Hey, what’s wrong with you, mates?”
“Lagu sialan itu ngingetin gua waktu gua nge-dumped si Rico!”
“So what? -my mamma likes you…..-
“Parno aja!”
“Oh…temennya si memet anak 3-5 itu yak? Gua kenal tuh...dia kan suka bolos udah gitu pernah ketauan make di toilet...udah gitu yah.....”
”Arrgghh......”

”Bunga itu terlalu memikat hati.....”

Apa hebatnya mawar merah? Dia hanya layak untuk dijadikan pemanis dalam syair lagu dangdut. Tapi mengapa perempuan rentan jatuh karna setangkai mawar merah yang tangkainya terselubungkan duri tajam tak berati yang bermakna tak lebih dari sekedar gertakan kosng? Bunga itu bahkan tak bisa lebih dari 6 jam tanpa air untuk kemudian layu, membusuk dan mengotori vas bunga kesayanganku.....

”Tapi bunga itu sungguh indah....”

Sore hari diatap sekolah membuat kota ini semakin mempesona. Atap ini tak lebih dari sekedar tempat bertenggernya pipa-pipa besar yang bekerja tanpa henti setiap harinya. Dari atap ini bunga itu terlihat begitu anggun. Dia bahkan tak punya tempat untuk menumbuhkan semacam jarum tajam seperti yang dilakukan mawar merah itu. Dari pangkal hingga ke ujungnya hanyalah bunga cantik itu yang akan kau dapati.
Atap ini becek. Kemarin Tuhan sedang berbaik hati untuk mentraktir seisi kota metropolitan ini dengan air segar dari awan yang tadinya memuat listrik positif dan negatif. Walaupun hujan kemarin berhasil membuat atap ini becek dan memukul jatuh mahkota itu tapi tetap saja tak dapat mengurangi keanggunan menara merah jalinan besi tua simbol kesombongan ras mongoloid yang tak pernah puas dengan apa yang dimilikinya.

Kata Hujan, ”Lihat saja nanti, hasil kerjaku hari ini besok dan seterusnya, akan membuat kata ”korosit” menempel pada setiap inchi besi merah tua ini, ya...satu hari nanti”

Bunga itu berkelas. Dia bahkan tak pernah muncul di toko-toko bunga emperan jalan. Bahkan Rosalinda takkan cukup berani untuk menaruhnya di telinganya seperti yang dilakukannya pada mawar putih itu....

”Mawar lagi! Mawar lagi!”

Bunga itu hanya menonjolkan sisi lemah para wanita melankolis yang telah lama berkubang dalam Lumpur yang bernama “Sinetron”. Tidak dengan yang merah maupun yang putih...

Hey! Jika merah berarti berani dan putih berarti suci mengapa kedua negara ini tidak memenuhi kain 3 : 2 mereka dengan kedua mawar dengan warna yang berbeda? Pantas untuk mereka karna mereka lebih dikenal yang satu dengan “sinetron” dan yang satu lagi dengan “talk show” daripada meningkatkan yang satu upah kerja dan yang satu lagi social community?

Lalu apa bedanya dengan negara tempatku berpijak ini dengan negara yang pertama kali mendengar tangis kedinginanku? Mereka sama-sama sepakat dengan bunga itu. Bedanya hanyalah putih lebih mendenominasi bulatan merah kecil dan mungil itu. Apakah digital kamera lebih populer daripada kasus bunuh diri yang semakin meningkat? Ataukah itu berarti mereka lebih suci daripada berani?


jangan tanya gue, apa inti dari tulisan ini. karna gue pun gak ngerti apa yang tadinya mau gue tulis. pastinya gue lupa apa yang tadinya mo gue tulis dan sepertinya tulisan ini belum beres. hehehe..

tanpa judul. tanpa fokus. tapi tulisan ini menarik. mengapa? karna tulisan ini sedikit banyak menggambarkan apa saja yang pernah lewat di kepala gue waktu itu.

03 Mei, 2010

Duta-duta Kasih Allah

Minggu, 18 April 2010 adalah hari yang istimewa bagi kami, pengurus, anggota dan staf pendamping PMK 3. Setelah satu setengah bulan mempersiapkan segala sesuatunya, tibalah hari dimana kami akan mengunjungi sebuah Pusat Rehabilitasi Adelphos (PRA) di daerah Cihanjuang.

Kedatangan kami disambut dengan hangat oleh pengurus PRA dan beberapa konseli. Tanpa menunggu lebih lama lagi ibadah minggu segera dimulai. Siang itu teman-teman PRA dan PMK 3 bersama-sama menyanyi, memuji Tuhan dan mendengarkan firman yang dibawakan oleh Mas Heru. Setelah mendengarkan firman Tuhan, baik teman-teman PRA dan PMK 3 digabung kedalam kelompok kecil untuk saling mengenal lebih jauh, membagikan pergumulan dan saling menguatkan dalam kartu ucapan dan doa. Pada sesi ini, ada begitu banyak cerita tentang pergumulan masing-masing teman PRA.

Pak Jacky adalah seorang supir truk yang membawa barang dagangan dari Jakarta ke Surabaya. Dahulu beliau adalah seorang yang sangat temperamen hingga seringkali di memukul istri dan anak-anaknya. Karena sifat temperamen itulah Pak Jacky akhirnya dibawa ke PRA dan menerima konseling disana. Saat ini kondisi Pak Jacky sudah lebih baik karena beliau sudah lebih bisa mengontrol emosinya. Namun hari demi hari hasrat untuk bertemu keluarga semakin besar. Di akhir sharing singkat kami dengan Pak Jacky, beliau meminta kami untuk turut mendoakan kedua ponakannya supaya kedua ponakannya menjalani hidup yang lebih baik lagi dan tidak jatuh dalam kesalahan yang sama dengan apa yang Pak Jacky lakukan dulu.

Lain Pak Jacky, lain juga dengan Pak Budi. Tanpa keraguan sedikit pun, Pak Budi menunjukkan kepada kami foto keluarga yang disimpan dalam dompetnya. Beliau dengan jujur mengutarakan kerinduannya untuk dikunjungi oleh keluarganya, sehingga kami pun menyatakan keinginan beliau dalam doa bersama. Adapun Bu Lyan yang sulit menerima kematian kedua orang tuanya, Ci Sherly yang terbelit masalah keuangan dan masih banyak pergumulan teman-teman PRA lainnya yang kami kemudian kami serahkan bersama-sama ke dalam tangan Tuhan.

Begitu banyak cerita teman-teman PRA yang semakin membuka mata kami bahwa kekecewaan adalah lereng berbahaya dan licin. Pertama kita kecewa karena sesama kita, kemudian meningkat menjadi kesinisan. Dalam waktu singkat, kita tidak percaya kepada siapa pun, bahkan kepada Allah*

Apa yang kami lihat bukanlah pemandangan yang kami lihat sehari-hari. Kesaksian teman-teman PRA mengingatkan kami untuk selalu berharap hanya kepada Tuhan. Kami tidak bisa memberikan solusi untuk setiap pergumulan teman-teman PRA. Kami hanya bisa mengingatkan mereka bahwa seperti bapa dalam kisah ‘Anak Bungsu’ akan berlari ke ujung jalan dan merangkul anaknya -yang telah ‘mati’ namun hidup kembali-, begitu pun reaksi Allah saat kita memberanikan diri melangkah paling tidak sampai ke ujung jalan. Keberadaan kami disana hanyalah salah satu usaha untuk memberitahukan kepada teman-teman PRA bahwa Sang Bapa sedang menunggu mereka kembali kedalam pelukanNya.

Setelah ibadah minggu dan sharing, kami makan bersama, bermain dan berbincang-bincang santai hingga tiba saatnya kami pulang. Secara simbolik bingkisan diberikan kepada Pdt. Yori selaku pimpinan harian kemudian kami foto bersama.

Selamat tinggal teman-teman PRA, doa kami menyertai kalian.

“Saat yang lainnya begitu mudah sirna, Kasih masih ada dalam dunia”


*Charles Swindol. “Seorang Berintegritas dan Pengampun : Yusuf”.

note. kontribusi artikel INFO Perkantas Jabar